TidurDi Masjid. Bermimpi tidur di masjid berarti pada akhirnya kamu akan memutuskan untuk pindah tempat tinggal, pekerjaan, atau bahkan keduanya. Kalian telah memikirkannya untuk sementara waktu, tetapi Kalian takut akan perubahan. Namun, Kalian akan segera membuat keputusan yang benar-benar akan mengubah jalan hidup Kalian.
Hasan Tata Abas, asisten imam Masjid Nabawi. ©Media Center Haji 2023 - Hasan Tata Abas bekerja dalam senyap. Sebagai asisten imam Masjid Nabawi, Madinah, tak banyak yang mengenalnya. Meski dalam hampir 20 tahun terakhir, dia satu-satunya orang Indonesia yang berada dalam posisi itu. Tidak sembarang orang yang dipilih. Setiap hari, sebelum subuh, Hasan memulai aktivitasnya di Maarots Kadimiyah, Masjid Nabawi, lokasinya tepat di depan pintu 309. Setelah ashar, Hasan pindah ke salah satu ruangan di Masjid Nabawi. Waktu kerjanya berakhir bakda isya. Mengabdi sejak 2004, Hasan mengaku tidak pernah membayangkan bisa menjadi asisten imam Masjid Nabawi. Saat itu, dirinya baru saja menyelesaikan pendidikannya di pondok pesantren di Pandeglang, Banten. "Awalnya karena kebutuhan ekonomi. Saat itu, baru punya anak satu, saya memutuskan untuk ikut beasiswa gratis di Universitas Islam Madinah UIM. Dengan izin Allah saya bisa lulus," ujar saat ditemui tim Media Center Haji, Rabu 7/6 lalu. 2 dari 4 halaman Hasan bertugas membantu dan melayani Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, satu dari tujuh Imam Masjid Nabawi. Segala kebutuhan sang imam dia siapkan. Ruangan, makanan dan minuman, hingga menemani menjamu para tamu. Dengan sigap Hasan menyajikan qohwah atau teh campuran rempah-rempah, minuman khas Arab Saudi bagi tamu dan Syekh Muhsin. "Kalau syekh lagi menyusun kitab-kitab, saya yang menyiapkan minumnya. Kalau ada tamu, saya yang bawakan oleh-oleh untuk tamu beliau ke mobil. Menyediakan dan menyiapkan kantor beliau, saya yang mengelap dan sebagainya," katanya. Hasan bercerita, saat lulus kuliah, dia mencoba peruntungan melamar kerja di Arab Saudi lewat kafil sponsor bin Laden Group. Dia memilih ditempatkan di Masjid Nabawi. Ada 47 peserta lain yang menjadi saingannya. Tes seleksi dan wawancara dia lakukan. "Saat itu, syekh membutuhkan tenaga asisten. Saya ikut interview, qodarullah diterima. Alhamdulillah Allah menghendaki," ujarnya. Hasan menuturkan, yang menjadi keunggulannya dibanding peserta tes dari negara lain adalah hafal 30 juz Alquran, walaupun tidak menjadi syarat wajib. Akhlak dan perilaku juga menjadi pertimbangan. "Terpenting itu kesopanan dan akhlak. Sementara kita orang timur kesopanan tidak dibuat-buat, kesopanan sudah tradisi," ucapnya. 3 dari 4 halaman Meski statusnya hanya sebagai pelayan imam, Hasan mengaku bangga dengan tugasnya. Dia bisa dekat dengan ulama-ulama besar. Salat kapan pun di Masjid Nabawi, termasuk mengunjungi Raudhah, tempat antara makam dengan mimbar Nabi Muhammad yang mustajab untuk berdoa. "Saya sering menangis. Ya Allah saya ini warga Indonesia, orang kecil, orang bodoh ya. Di Indonesia saya itu tidur juga di pondok bambu, salat juga di musala kampung, saya merantau ke Arab Saudi, Allah beri kesempatan saya berkumpul bersama orang-orang saleh setingkat sahabat Rasulullah. Itu yang bikin saya nangis bahagia," tuturnya. ©Media Center Haji 2023 Di zaman Rasulullah, Hasan menyebut, orang seperti dirinya sama seperti orang baduy yang menyediakan air untuk wudu dan membersihkan masjid. Satu keistimewaan lain yang diterima Hasan adalah, saat dia meninggal, dia berhak dikubur di pemakaman Baqi, tempat para sahabat dan kerabat Nabi Muhammad SAW dimakamkan. "Kalau saya meninggal, ditakdirkan meninggal di Madinah, saya dapat hadiah dimakamkan di Baqi," katanya. 4 dari 4 halaman Bagi Hasan, menjadi asisten imam Masjid Nabawi adalah pekerjaan yang tidak bisa dibandingkan dengan profesi lainnya. Selama menjadi asisten Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, kegiatan yang paling dinanti adalah menjamu para ulama-ulama besar, termasuk imam dari Masjidil Haram, Makkah yang berkunjung ke Masjid Nabawi. Dia mengaku kerap terharu dan bangga. "Ulama dan imam dari Masjidil Haram datang ke sini ijtima, yang menyuguhi beliau-beliau yang mulia itu saya. Nah saat beliau-beliau lagi ijtima, musyawarah, saya di belakang beliau menunggu panggilan," ucapnya. Tak hanya tokoh penting, Hasan beberapa kali mengalami kejadian yang sulit diterima oleh nalar. "Pernah ada yang bertamu ke Syekh dengan berpakaian lusuh. Tadinya sempat dilarang oleh protokol tapi dipersilakan masuk oleh syekh. Sampai ke dalam enggak berbicara cuma diam," ujarnya. Saat itu, Hasan menyuguhkan makan dan minum. Namun tamu itu tak menyentuhnya. "Pakaiannya lusuh, enggak putih bersih, tapi baunya harum, wangi sekali. Syekh enggak bilang apakah dia malaikat atau golongan manusia enggak tahu. Cuma dikatakan kekasih Allah," pungkasnya. [bal]Baca jugaAlami Masalah di Tanah Suci Saat Berhaji, Adukan ke 'Jemaah Lapor Gus Men'Kisah Hasan Abas, Warga Pandeglang 19 Tahun Mengabdi jadi Asisten Imam Masjid NabawiMenikmati Sensasi Haramain Express, Kereta Cepat Makkah-Madinah Melaju 320 Km/JamTerlambat Serahkan Paspor, Jemaah Haji Ditinggal Kloternya ke Makkah
. dnmv396eva.pages.dev/256dnmv396eva.pages.dev/319dnmv396eva.pages.dev/376dnmv396eva.pages.dev/31dnmv396eva.pages.dev/191dnmv396eva.pages.dev/236dnmv396eva.pages.dev/138dnmv396eva.pages.dev/367dnmv396eva.pages.dev/177
mimpi tidur di masjid