Merekalupa bahwa nama Sri di budaya Jawa tidak selalu mengacu pada nama wanita dan nama Endang di etnik Sunda mengacu pada nama lelaki sementara di etnis Jawa pada nama wanita. (ii) 22.26E. Nama yang mengandung unsur nama tempat. Ini harus diubah karena pustakawan sulit mengetahui apakah nama seseorang itu nama diri atau merupakan nama tempat.
ilustrasi Salah satu lagu anak dan termasuk tembang dolanan adalah lagu Jaranan. - Kids, salah satu lagu anak dan termasuk tembang dolanan adalah lagu Jaranan. Lagu Jaranan berasal dari Jawa Tengah. Biasanya lagu Jaranan digunakan untuk mengiringi permainan. Lirik lagu Jaranan menggunakan bahasa Jawa. Jaranan dalam bahasa Indonesia berarti bermain kuda-kudaan. Di samping itu, lagu Jaranan hingga saat ini masih sering dinyanyikan, lo. Pada artikel ini GridKids akan membahas tentang lirik, terjemahan lagu Jaranan, dan maknanya. Lirik Lagu Jaranan Jaranan... Jaranan, Jarane jaran teji Sing numpak ndoro Bei Sing nggiring poro abdi Jrek jrek nong, jrek jrek gung Jrek jrek turut lurung Baca Juga Lirik dan Makna Lagu 'Jaranan' dari Provinsi Jawa Tengah Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Beberapanama mungkin memiliki arti nama yang berbeda dari berbagai asal bahasa. Seperti halnya arti nama Endang Bahasa Sunda yang kami tampilkan dibawah ini yang berasal dari sunda, indonesia dan jawa. Temukan arti nama lainnya dengan memasukkan nama pada kolom pencarian di atas. Kami mengumpulkan database arti nama dari berbagai sumber.
AdaHobi, Tari Jaranan – Apakah anda tahu apa itu tari jaranan? Tari jaranan adalah nama dari salah satu tari tradisional khas daerah Provinsi Jawa Timur. Tarian ini sudah berumur ratusan tahun dan ditampilkan oleh para penari yang menunggangi kuda berbahan bambu. Diambil dari cerita masyarakat yang telah berkembang, tari jaranan bercerita tentang pernikahan antara Klono Sewandono dengan Dewi Songgo Langit. Sedangkan para penari yang menunggangi properti kuda pada saat menampilkan tari jaranan adalah rombongan prajurit yang mengiringi pernikahan tersebut. Sejarah Tari Jaranan Untuk anda yang penasaran tentang sejarah tari jaranan berasal dari mana dan bagaimana ceritanya, mari kita simak sampai selesai pembahasan sejarah singkat tari jaranan berikut ini. Asal Usul Dari Mana Tari Jaranan Berasal? Tari jaranan berasal dari daerah Provinsi Jawa Timur yang keberadaannya sudah ada pada tahun 1041 sejak abad ke 10 Hijriah. Awal keberadaan tari ini bersamaan dengan masa kejayaan Kerajaan Kahuripan yang saat itu terbagi menjadi dua bagian yaitu timur dan barat. Bagian timur di ibukota Kahuripan yang kini meliputi Lamongan, Surabaya, Pasuruan, Lumajang, Malang ditempati Kerajaan Jenggala. Sedangkan bagian barat di Ibukota Dhahapura yang kini meliputi Kediri, Ponorogo dan Madiun yang ditempati Kerajaan Panjalu. Ada versi cerita yang berbeda dalam sejarah tarian jaranan ini. Diambil dari salah satu cerita yang melegenda di masyarakat tari jaranan menceritakan tentang pernikahan antara Klono Sewandono dan Dewi Songgo Langit. Kemudian penari yang menggunakan properti kuda pada saat menampilkan tariannya, merupakan gambaran dari rombongan prajurit berkuda yang mengiringi pasangan pengantin dari Kediri ke Wangker atau Ponorogo. Banyak Pria yang Melamar Dewi Songgo Langit Awal mula cerita, di Kediri ada ada wanita cantik jelita bernama Dewi Songgo Langit yang merupakan putri dari Raja Airlangga. Di zamannya ada banyak pria yang berusaha melamarnya sehingga sang raja mengadakan sayembara. Rata-rata pria yang melamar Dewi Songgo Langit memiliki kesaktian dan kekuatan yang tinggi. Namun sang Dewi sebenarnya hanya ingin bertapa saja dan tidak ingin menikah. Mengetahui hal tersebut, Raja Airlangga kemudian memaksa Dewi Songgo Langit untuk menikah. Hingga pada akhirnya sang Dewi mau untuk menikah, namun dengan syarat bagi yang melamar dan bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa maka dia mau jadi istrinya. Asal Mula Cerita Tari Jaranan Beberapa orang yang melamar putri dari Raja Airlangga ini berasal dari beberapa daerah. Seperti dari Blitar ada Toh Bagus yang merupakan utusan Singo Barong, dari Wangker ada Klono Sawendono, dari Pesisir Kidul ada Kalawraha yang merupakan seorang adipati, kemudian dari Blitar lagi ada empat prajurit. Semua pelamar kemudian mengikuti sayembara di Kediri yang diadakan Dewi Songgo Langit. Bahkan ada pelamar yang ketika menuju ke Kediri saling bertemu, namun sebelum sampai di Kediri mereka sudah bertengkar terlebih dulu. Sesampai di Kediri, para pelamar melakukan sayembara dan akhirnya dimenangkan oleh Klono Sewandono dari Wangker yang mengalahkan Singo Ludoyo utusan Singo Barong. Dalam kekalahannya Singa Ludoyo meminta agar tidak dibunuh oleh Klono Sewandono dan disetujui. Namun Klono Sewandono meminta syarat agar Singo Barong ikut mengiringi acara pernikahannya denga Diwi Sangga Langit menuju Wengker. Dalam iringan pernikahan itu diiringi oleh kuda-kuda yang dalan bahasa jawa jaran-jaran dengan alunan musik terompet dari bambu dan kenong dari besi. Fungsi Tari Jaranan Ada beberapa fungsi dari tari jaranan ini, seperti sebagai pertunjukkan, acara ritual maupun fungsi estetika lainnya. Dari beberapa fungsi itu masih ada penjabaran yang perlu kita ketahui. 1. Fungsi Pertunjukkan Dalam segi pertunjukkan, biasanya diadakan sebagai acara pentas hiburan pada masyarakat seperti ketika peringatan hari kemerdekaan, maulud nabi, tahun baru islam. 2. Fungsi Ritual Dalam fungsi ritual bisa kita ketahui dalam acara-acara seperti pernikahan, kelahiran, khitanan, syukuran dan bersih desa. Makna Tari Jaranan Dari semua fungsi yang ada di penjelasan sebelumnya, sebenarnya memiliki dasar makna dan tujuan yang sama. Seiring berkembangnya tari jaranan di masyarakat, tarian ini dianggap menjadi simbol dalam mempersatu masyarakat Indonesia. Ditambah lagi dengan dimaknai energi positif pada tari kesenian ini, bertujuan untuk menjaga bangsa agar aman dari marabahaya. Karena sebagai simbol untuk pemersatu bangsa, guyub rukun menjadi ciri khas bagi para penikmat dan pelaku kesenian ini. Selain itu rasa bangga dan kehormatan dapat dirasakan oleh pelaku masyarakat yang bisa menampilkan tarian ini. Serta menjadi hiburan bagi masyarakat yang menyaksikan tari jaranan ini. Jumlah Penari Tari Jaranan Berapa jumlah penari dalam tari jaranan? jumlah penari dalam tari jaranan biasanya sekitar 4 orang, 8 orang sampai 12 orang. Hal itu karena tergantung lokasi yang digunakan untuk mementaskan tari jaranan kuat menampung berapa orang. Gerakan Tari Jaranan Dalam seni tari tradisional jaranan, terdapat beberapa gerakan yang bisa kita ketahui dan pelajari. Apa saja jenis gerakan tari jaranan itu? berikut penjelasannya! 1. Bukak Kalangan Bukak Kalangan merupakan gerakan yang dilakukan sebelum pertunjukan dimulai. Pada bagian gerakan ini dilakukan oleh pawang sebagai pemimpin pertunjukkan. Dalam arena pertunjukkan, sang pawang membawa cambuk yang dihentakkan ke permukaan tanah sambil mengelilingi arena pertunjukkan. Gerakan itu melambangkan sebuah perlindungan dari segala gangguan baik dari kalangan manusia maupun makhluk gaib. 2. Tari Jaranan Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa tarian ini dilakukan oleh 4 sampai 12 orang yang jumlahnya menyesuaikan dengan lokasi yang digunakan. Saat melakukan gerakan ini diperlukan 2 jenis kuda yang memiliki warna berbeda yaitu hitam dan putih. Dalam pementasan gerakan ini ada 3 adegan yang ditampilkan Adegan pertama, semua penari masuk ke arena pentas seolah mereka laksana prajurit yang keadaannya siap untuk berperang. Adegan kedua, semua penari yang sebagai prajurit berkuda itu seolah melawan penari yang beradegan sebagai barongan/macan dan celeng. Adegan ketiga, semua penari yang menjadi prajurit menjadi krida yang menggambarkan yang telah berhasil melewati segala rintangan. 3. Tari Barongan/Macanan Setelah tari jaranan usai maka muncul penari yang memakai kostum macan. Kostum macan ini dalam masyarakat memiliki simbol negatif. 4. Tari Celengan Untuk menunjukkan tanda berakhirnya pentas maka penari yang memakai kostum babi akan masuk ke arena pentas dengan diiringi musik. Penari ini melambangkan energi positif, hal tersebut memiliki pesan supaya selalu ingat akan kehidupan mendatang yang secara etimologi celeng dimaknai nyelengi atau menabung. Pola Lantai Tari Jaranan Ada beberapa pola lantai tersendiri pada tari jaranan ini, umumnya pola lantai yang diterapkan seperti berikut 1. Pola Panjer Papat Pola panjer papat dilakukan penari dengan posisi berada di empat sudut yang berbeda. 4 pola sudut ini menggambarkan keempat sudut arah mata angin yang menjadi pusat kehidupan atau panjer. Secara dalamnya arti panjer itu adalah kemampuan pada diri manusia yang harus tetap ingat kepada Sang Pencipta Allah SWT. 2. Pola Prapatan Pola prapatan merupakan pola gerakan saling bertukar tempat satu sama lain. Hal tersebut menggambarkan bahwa manusia harus melakukan pergerakan dalam hidupnya. Makna dalamnya harus saling bersatu antara manusia satu dengan yang klainnya dalam bantu membantu dan tolong menolong. 3. Pola Puteran Pola puteran adalah gerakan penari yang berjalan mengitari area tari seolah sedang berputar mengitari kiblat. Hal itu melambangkan bahwa manusia dalam kehidupannya haruslah seimbang. 4. Pola Lanjaran Pola lanjaran adalah gerakan penari yang posisinya berada pada satu garis lurus. Pola ini memiliki makna persatuan dan kesatuan dalam kehidupan manusia baik dalam segi rohani dan batin. Baca juga Tari Serimpi Berasal dari Mana? Simak Penjelasan Berikut Alat Musik Iringan Tari Jaranan Ada beberapa alat musik dalam mengiringi tari jaranan, beberapa alat musik itu diantara lain adalah 1. Kenong Kenong adalah alat musik yang termasuk ke dalam jenis gamelan jawa. Alat musik ini berfungsi sebagai pengisi akor atau harmoni menentukan batas-batas gatra serta menegaskan irama pada saat memainkan gamelan. 2. Kendhang Kendhang merupakan salah satu alat musik instrumen yang memiliki fungsi sebagai pengatur irama. Cara menggunakan alat musik ini membunyikannya dengan tangan tanpa alat bantu lainnya. 3. Gong Gong adalah salah satu alat musik tradisional yang cukup terkenal di Asia Tenggara maupun Asia TImur. Pada zaman dulu fungsi gong bukanlah sebagai alat musik, melainkan digunakan sebagai tanda di medan perang. 4. Kempul Terompet Kempul Terompet merupakan salah satu alat musik yang terbuat dari kuningan dan terdapat kayu untuk tempat kempul. Sedangkan cara memainkan alat ini dengan cara dipukul pada bagian yang menonjol keatas yang bentuknya seperti punuk unta seperti memainkan bonang. 5. Kecer / Kecrik Kecer adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bahan setangkup logam yang pada bagian tengahnya berbentuk cembung sebagai tali pengikat penggerak dan bagian pinggirnya berbentuk bulat maupun persegi delapan. Properti Tari Jaranan Properti yang digunakan dalam tari jaranan adalah kumpulan alat-alat perlengkapan yang dikenakan penari atau area pentas ketika pertunjukan berlangsung. Secara umum properti tersebut meliputi 1. Kuda Lumping Kuda lumping merupakan properti yang terbuat dari anyaman bambu sehingga berbentuk kuda. Untuk menjelaskan bahwa itu kuda maka sing pengrajin menggunakan cat untuk menggambar dan menghiasi anyaman bambu tersebut agar lebih indah. Selain itu biasanya pengrajin juga memberi rumbai-rumbai dari kain yang lembut untuk rambut dan buntut kuda lumping. Sehingga bentuk kuda lumping lebih terlihat unik dan menarik. 2. Cambuk atau Pecut Cambuk pecut adalah alat yang biasanya digunakan untuk mengendalikan hewan ternak seperti sapi, kuda dan kerbau. Biasanya hewan hewan itu dikendalikan atau digunakan sebagai transportasi dan teman bekerja. Bahan yang digunakan untuk membuat pecut ada yang berasal dari akar pohon yang lentur dan kuat dan ada juga dari susunan benang yang dianyam. 3. Selendang Selendang merupakan salah satu pakaian tradisional khas Indonesia dari bahan kain yang bentuknya panjang serta memiliki motif batik diujungnya. Biasanya pakaian ini dikenakan oleh para perempuan dalam kesehariannya. 4. Parang Parang merupakan senjata tajam yang bahan dasarnya besi, digunakan sebagai alat potong kayu ketika dikebun atau hutan. 5. Gelang Kaki Gelang kaki adalah aksesoris yang biasa dikenakan pada pergelangan kaki. Dengan menggunakan aksesoris ini penari mampu terlihan unik dan indah pada setiap gerakannya. 6. Gelang Tangan Pada tarian ini aksesoris lainnya adalah gelang tangan yang berfungsi juga sebagai properti dalam memperindah gerakannya. 7. Ikat Kepala Biasanya ikat kepala yang dikenakan oleh penari jaranan terbuat dari kain batik tradisional. Pada umumnya kain itu berwarna hitan dengan corak batik kuning keemasan. Tata Rias dan Busana Tari Jaranan Dalam mengenakan busana, para penari harus melewati pertimbangan busana seperti apa yang akan dipakai. Karena busana yang dipakai mengikuti tema, latar belakang serta spirit tari jaranan yang akan ditampilkan. Seiring berkembangnya tari jaranan di Indonesia khususnya Jawa TImur, hiasan kepala mengikuti motif relief candi-candi di Malang, Blitar, Kediri dan Tulungagung. Untuk desain make up menyesuaikan emosi latar belakang tarian yang hendak ditampilkan dengan tambahan properti yang dibawakan. Jika ada hal lain biasanya menyesuaikan dengan adat budaya dari setiap daerah yang menarikan tarian ini. Baca juga Tari Ketuk Tilu, Tarian Adat Khas Jawa Barat !! Jenis-jenis Tari Jaranan Di Indonesia perkembangan tari jaranan kian meluas, hingga hampir disetiap daerah memiliki tarian ini dengan ciri khasnya masing-masing. Sehingga ada beberapa jenis tari jaranan yang perlu kita ketahui sesuai dari asal daerahnya. Berikut ini beberapa jenis tari jaranan yang bisa anda ketahui 1. Jathil Reog, Ponorogo 2. Jaranan Thek, Ponorogo 3. Jaranan Kediri, Kediri 4. Jaranan Sentherewe, Tulungagung 5. Jaranan Turonggo Yakso, Trenggalek 6. Jaranan Buto, Banyuwangi 7. Jaranan Dor, Jombang 8. Jaran Sang Hyang, Bali 9. Jathilan Dipenogoro, Yogyakarta dan Jawa Tengah 10. Jathilan Hamengkubuwono, Yogyakarta dan Jawa Tengah 11. Kuda Lumping Seruni Putro, Palembang 12. Jaran Kencak, Lumajang 13. Jaran Jenggo, Lamongan Sebagai penerus bangsa alangkah baiknya kita tetap melestarikan peninggalan leluhur kita ini, agar kita tidak kehilangan identitas dan tau asal usul kita sebagai bangsa Indonesia. Demikian artikel yang bisa AdaHobi sajikan, jika ada yang mau didiskusikan atau ditambahkan mengenai tari jaranan ini silahkan isi di kolom komentar.
NamaIndang Endang Seni Jaranan|Para Bopo atau Pawang Jaranan Wajib Tau Nama Indang Yang Di UndangSalam Rahayu kinasih,salam seduluran dari saya Ki Pamungkas
Tari jaranan berasal dari beragam tempat dan memiiki sejarah yang sangat panjang. Bia dikatakan kalau kesenian ini telah lahir sejak kerajaan kuno di daerah Jawa Timur, sehingga statusnya menjadi tarian asal Jawa Timur. Walaupun Tari Jaranan sudah berumur ratusan tahun, tetapi beberapa daerah di Nusantara masih melestarikan kesenian jaranan ini. Biasanya di pentaskan oleh penari yang menaiki kuda tiruan berbahan anyaman bambu atau biasa disebut dengan kuda lumping. Bisa dibilang properti kuda tiruan yang digunakan hampir sama dengan properti tari Kuda Lumping dari Yogyakarta. Bahkan setiap daerah punya keunikan dan ciri khas tari jaranannya masing-masing. Video Rangkuman Tari JarananAsal Usul & Sejarah Tari JarananFungsi Dan Makna TarianStruktur Pertunjukan1. Bukak Kalangan2. Tarian Jaranan3. Tari Macanan atau Barongan4. Tari CelenganPola Lantai1. Panjer Papat2. Prapatan3. Puteran5. LanjaranIringan Musik1. Kenong2. Kendang3. Gong4. Kempul Terompet5. Kecer Seperti Penutup CangkirProperti Penari1. Kuda Lumping2. Cambuk Pecut3. Selendang4. Parang5. Kacamata Hitam6. Gelang Kaki7. Gelang Tangan8. Tutup KepalaBusana Dan Tata Rias PenariJenis-Jenis Seni Jaranan Yang Ada Di Indonesia1. Jaran Sang Hyang, Bali2. Jaranan Buto, Banyuwangi. Jawa Timur3. Jathilan Hamengkubuwono, di Yogyakarta dan Jawa Tengah4. Jaranan Turonggo Yakso, Jaranan Thek dari Ponorogo6. Jaranan Dor, Jombang7. Jaranan Kediri8. Jaranan SentherewePerkembangan Kesenian Tari Jaranan Video Rangkuman Tari Jaranan Asal Usul & Sejarah Tari Jaranan sumber Munculnya kesenian jaranan dimulai sejak abad ke 10 Hijriah tepatnya pada 1041. Saat itu Kerajaan Kahuripan dibagi menjadi dua, yakni bagian timur Kerajaan Jenggala dan ibu kota Kahuripan. Sedangkan di sebelah barat dijadikan Kerajaan Panjalu atau Kediri yang beribukota di Dhahapura. Meski begitu, sejarah tentang tari jaranan punya beberapa versi yang berbeda-beda, salah satunya adalah legenda yang beredar di tengah masyarakat bahwa konon tari tradisional ini berkisah mengenai sebuah pernikahan. Siapa mereka? Yakni pernikahan antara Dewi Songgo Langit dan Klono Sewandono. Dalam praktiknya, sekumpulan penari berkuda menggambarkan rombongan prajurit mereka yang sedang mengiringi pengantin dari Kediri ke Wangker. Dewi Songgo Langit adalah putri dari Raja Airlangga yang berasal dari Kediri dan terkenal karena kecantikannya. Pada suatu waktu banyak sekali pria yang datang melamar sang putri, sehingga ia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar yang datang semuanya terbilang sakti dan punya kekuatan yang tinggi. Sayangnya, Dewi Songgo Langit tidak tertarik untuk menikah melainkan ingin menjadi seorang pertapa seperti ayahnya. Namun, sang ayah memaksa untuk menikah dan ia pun setuju dengan mengajukan sebuah permintaan. Yaitu barang siapa yang bisa menciptakan kesenian yang belum pernah ada di Pulau Jawa, maka ia bisa menjadi suaminya. Dan ada beberapa yang berniat melamar; di antaranya Toh Bagus Utusan Singo Barong dari Blitar, Kalawarta seorang adipati dari pesisir kidul, Klono Sewandono dari Wengker, dan ada empat prajurit lainnya berasal dari Blitar. Dewi Songgo Langit pun mengadakan sayembara dan semua pelamar tersebut mengikutinya, mereka kemudian berangkat dari tempat asal masing-masing menuju Kediri. Sebagian pelamar ada yang bertemu di jalan dan mereka sempat bertengkar sebelum sampai di Kediri, tetapi peperangan dimenangkan oleh Pujangganom atau Klana Sewandono sedangkan Singo Ludoyo kalah. Karena kalah Singo Ludoyo memohon agar tidak dibunuh, tetapi Pujangganom memberi syarat agar nanti Singo Ludoyo harus mengiring rombongan pernikahannya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker. Iringan tersebt dipenuhi oleh jaran-jaran kuda yang melewati bawah tanah serta ada alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Fungsi Dan Makna Tarian sumber Fungsi seni tari jaranan beragam, mulai sebagai sarana ritual, sebagai pertunjukan ungkapan pribadi, dan fungsi estetika. Sebagai sarana ritual, dapat dilihat secara langsung saat pertunjukannya yakni ketika upacara peringatan siklus kehidupan kelahiran, khitanan, pernikahan serta fungsi untuk upacara bersih desa. Pada dasarnya kesenian ini telah hidup di setiap daerah dan berkembang karena masyarakat tetap melestarikannya, apalagi kehadirannya dianggap sebagai simbol pemersatu rakyat antara pelaku seni dan penikmatnya. Upacara bersih desa adalah kegiatan yang dilakukan agar kesenian tari jaranan dapat berkembang dengan baik. Dimana kesenan ini dimaknai sebagai simbol energi positif dari suatu desa dengan tujuan menjaga desa dari marabahaya dan memeranginya. Jaranan juga merupakan simbol pemersatu rakyat antara pelaku seni dan penikmatnya yang sering disebut guyub dan rukun. Untuk fungsi ungkapan pribadinya dapat berupa hiburan pribadi untuk sang pelaku seni itu sendiri. Merupakan suatu kehormatan serta kebanggaan untuk seskelompok masyarakat yang bisa tampil dalam sebuah kesenian jaranan lho! Para pelaku seni juga punya kepuasan tersendiri ketika tampil menari dan ditonton oleh banyak orang yang menikmatinya. Sedangkan untuk penontonnya sendiri mendapat fungsi hiburan karena terhibur oleh tari jaranan yang kadang ditampilkan dalam acara siklus kehidupan. Struktur Pertunjukan sumber Walaupun berasal dari masing-masing daerah yang berbeda, struktur pertunjukkannya tetaplah sama. Baik dari daerah satu dengan lainnya punya kemiripan dengan hal tersebut. Secara umum struktur pertunjukan tari jaranan, antara lain 1. Bukak Kalangan sumber Sebelum pertunjukan dimulai, biasanya akan diawali dengan hadirnya Pawang atau pemimpin pertunjukan. Pawang pastinya akan membawa sebuah cambuk atau cemeti yang digunakan untuk mecambuk tanah dengan cara mengitari area pertunjukan. Hal tersebut dilakukan sebagai lambang perlindungan area pertunjukkan dari segala gangguan, baik dari gangguan yang ditimbulkan manusia maupun godaan dari mahluk yang tak tampak. 2. Tarian Jaranan sumber Tarian akan dipentaskan kurang lebih empat penari dengan menggunakan kuda tiruan. Terdapat dua jenis warna kuda yang digunakan, yakni warna hitam dan putih sebagai lambang keadaan dunia yang selalu berlawanan. Ada tiga adegan pementasan tari jaranan yaitu a. Pertama Adegan Solah Prajuritan yaitu saat para peserta menari bersama laksana prajurit yang siap berperang. b. Kedua Adegan Solah Prajuritan, seolah prajurit berkuda melawan Barongan atau Macana serta Celeng penari dengan kostum seperti babi hutan. Dengan menangnya para penari berkuda, yaitu simbol peperangan antara baik dan buruk akan selalu dimenangkan oleh kebaikan. c. Ketiga Adegan Solah Krida, yaitu adegan yang menggambarkan suatu keberhasilan dalam melewati semua rintangan kehidupan. 3. Tari Macanan atau Barongan sumber Ketika tari jaranan usai dipentaskan, lalu muncul penari dengan kostum macan ikut menari juga. Simbol kostum macan adalah masyarakat sebagai enegi negatif. 4. Tari Celengan sumber Terakhir sebagai penanda berakhirnya suatu tarian penari yang memakai kostum berupa babi hutan atau celengan akan ikut menari sesuai iringan musik yang dimainkan. Penari ini melambangkan energi positif supaya manusia taat dan selalu ingat akan kehidupan yang akan datang. Secara etimologi celeng dimaknai sebagai Menabung atau Nyelengi. sumber Pola lantai pada kesenian jaranan punya pola tersendiri. Secara umum pola lantai tari jaranan sebagai berikut 1. Panjer Papat Panjer Papat adalah posisi penari berada di empat sudut. Empat sudut mata angin menggambarkan panjer atau pusat kehidupan, mengartikan kemampuan manusia yang harus tetap ingat pada Sang Pencipta. 2. Prapatan Prapatan yaitu pola lantai penari saling bertukar tempat, menggambarkan manusia harus selalu bergerak dalam hidup. Pergerakan tersebut memaknai manusia harus saling bersama satu sama lain serta harus saling membantu. 3. Puteran Posisi para penari berputar seolah mengitari kiblat, bermakna kehidupan manusia harus saling seimbang. 5. Lanjaran Lanjaran yaitu posisi penari berada satu garis yang menggambarkan kesatuan bermakna kehidupan manusia harus menyatu dalam rohaniah dan batiniah. Iringan Musik 1. Kenong sumber 2. Kendang sumber 3. Gong sumber 4. Kempul Terompet sumber 5. Kecer Seperti Penutup Cangkir sumber Properti Penari Properti penari yang digunakan secara umum digunakan, khususnya di Pulau Jawa antara lain 1. Kuda Lumping sumbber 2. Cambuk Pecut sumber 3. Selendang sumber 4. Parang sumber 5. Kacamata Hitam sumber 6. Gelang Kaki sumber 7. Gelang Tangan sumber 8. Tutup Kepala sumber Busana Dan Tata Rias Penari sumber Sebelum hiasan kepala digunakan, maka harus melewati beberapa pertimbangan sesuai dengan motif, spirit, serta latar belakang seni jaranan. Sebagai tinjauan serta pengembangannya, hiasan kepala bisa berkiblat pada relief di candi-candi yang berada di Kediri, Tulunggangung, Malang dan Blitar. Sedangkan model make up untuk penari celengan tidak harus dipasangi taring pada bibir, cukup dibuat riasan yang tajam agar mirip celengan serta propertinya. Sisanya tergantung dari setiap daerah untuk menampilakn busana penarinya sesuai dengan kekhasan masing-masing. Jenis-Jenis Seni Jaranan Yang Ada Di Indonesia Berikut ada beberapa jenis seni jaranan yang ada di Nusantara, sebagai berikut 1. Jaran Sang Hyang, Bali sumber Tari sang hyang jaran hanya dipentaskan saat prosesi piodalan di Pura Dalem Kedewatan Sanu yang dianggap sebagai tarian sakral. Namun, tarian ini baru muncul kembali pada 2016 setelah hilang selama 78 tahun dan digelar setiap Tilem Kajeng. Prosesi tarian dimulai saat ketua pemaksan mulai membakar serat sabut but kelapa yang sudah disiapkan, sementara itu para anggotanya melantunkan kidung khusus. Lalu pratima berbentuk jaran berwarna putih dan merah juga diiring nyanian kidung yang semakin lama semakin keras. Pratima jaran yang dipentaskan pun ditarikan oleh dua laki-laki sambil berjalan menuju kobaran api di daearah jaba pura. Ketika kidung yang dilantukan semakin cepat, maka kedua laki-laki yang menunggangi jaran tersebut akan mengalami kesurupan dibarengi dengan gerak lincah dan mengelilingi kobaran api. 2. Jaranan Buto, Banyuwangi. Jawa Timur sumber Selanjutnya ada tari jaranan buto asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang juga menggunakan properti kuda buatan. Keunikan tari yang berasal dari daerah Banyumasan menjadi pembeda dari yang lain karea properti utama yang digunakan bukanlah berbentuk kuda secara nyata. Melainkan berwajah buto atau raksasa yang melatarbelakangi penamaan tersebut. Tidak hanya kudanya, para penari juga memakai tata rias wajah yang mirip raksasa lengkap dengan muka berwarna merah, bertaring tajam, bermata besar, berambut panjang, dan gimbal. Menurut cerita, busana penari dan iringan gamelan khususnya lah yang menyuguhkan keunikan terendiri. Sedangkan untuk pementasannya diiringi alunan musik seperti dua boning, kendang, kempul terompet, dua gong besar, kecer, dan seperangkat gamelan lainnya. Kesenian ini dimainkan oleh 16-20 penari yang dikumpulkan dalam 8 grup, kemudian dipentaskan mulai dari pukul yang diisi dengan atraksi mengangumkan. Tak lupa ada atraksi kesurupan yang selalu dinantikan para penonton. Properti yang digunakan yakni kuda kepang terbuat dari kulit lembu yang telah dipahat seperti karakter buto. Puncak pertunjukan akan dipenuhi oleh kesurupan dari sang penari jaranan buto dan akan mengejar orang-orang yang menggodanya dengan siulan. Selama proses tersebut, penari biasanya tidak sadarkan diri karerna saat kesurupan mereka juga bisa memakan kaca, bermain api, hingga mampu menggigit ayam sampai mati layaknya pertunjukan kuda lumping. Seperti pementasan jaranan lainnya, kesenian Banyumasan ini juga terdapat pawang yang bertanggung jawab menyadarkan penari yang kesurupan serta penonton yang kadang ikut kesurupan. 3. Jathilan Hamengkubuwono, di Yogyakarta dan Jawa Tengah sumber Dari Yogyakarta dan Jawa Tengah ada kesenian yang sudah lama dikenal yang disebut kesenian jathilan atau biasa disebut kuda lumping, kuda kepang dan jaran kepang. Kesenian ini dalam Bahasa Jawa disebut “jaranne jan thil-thillan tenan” yang artinya “Kudanya benar-benar joget tak beraturan”. Thil-thilan atau joget beraturan dapat dilihat saat para pemainnya kesurupan. Ada cerita yang berkembang di masyarakat yakni konon kesenian jathilan bercerita tentang perjuangan Raden Fatah dan Sunan Kalijaga untuk melawan penjajahan Belanda. Maka kisah perjuangan mereka tergambar dalam kesenian ini. Sedangkan cerita lain menyatakan kesenian ini menggambarkan tentang bagaimana prajurit Mataram yang sedang latihan perang dibawah pimpinan Sultan Hamengku Buwono I, guna melawan Belanda. Dan cerita lain yaitu menggambarkan prajurit berkudanya Pangeran Diponegoro, yang dilambangkan dengan penggunaan properti kuda tiruan berbahan bambu. Pada saat itu tari jathilan hanya dipentaskan didesa-desa kecil dengan dua tujuan sekaligus. Yaitu sebagai media hiburan rakyat dan sebagai wadah pemersatu rakyat melawan kolonial Belanda. Maka penarinya akan berdandan seperti sosok prajurit kerajaan zaman dulu yang diirigi dengan alunan sinden serta gamelan. Awal pementasan penari akan gemulai menari tapi lama kelamaan akan kerasukan roh halus, yang dalam bahasa Jawa disebut “Ndadi”, sehingga gerakan tarian sudah tidak beraturan. Kondisi tersebut menggabarkan kata jathilan “Jaranne Jan Thil-thillan Tenan”. Atau kudanya benar-benar berjoget tidak beraturan. 4. Jaranan Turonggo Yakso, Trenggalek. sumber Selanjutnya kerajinan yang berasal Trenggalek, yang dulunya berasal dari “baritan”, yakni ritual dari kecamatan Dongko sejak lama. Kesenian ini kemudian diperkenalkan oleh Bapak Puguh warga asli Dongko sebagai warisan budaya asli Trenggalek ada tahun 80-an. Kesenian ini berkisah tentang kesuksesan warga desa yang mengalahkan keangkaramurkaan dan mengusir marabaya yang mengerang desa mereka. Properti utama yang digunakan yaitu kuda yang berbentuk buto atau raksasa tapi gerakannya juga sama dengan tari jaranan lainnya. 5. Jaranan Thek dari Ponorogo sumber Ciri khas atau ciri utama penari jaranan thek dari Ponorogo yaitu penarinya seakan bertingkah aneh dengan mata memerah serta kebal terhadap benda-benda tajam. Jaranan thek mirip dengan tarian jatilan yang terdapat warok atau barongan, tapi hanya satu orang yang memerankannya. Para penari akan melakukan sebuah ritual yang berbauh mistis sebelum pentas. Properti kuda tiruan yang digunakan terbuat dari kayu waru atau dadak yang diukir dan dibentuk wajah jaran thek. Sebagai tambahan diberi mahkota yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau. 6. Jaranan Dor, Jombang sumber Kesenian jaranan dor dari Jombang lebih digunakan sebagai kesenangan atau hobi semata, sehingga para penari berpenampilan apa adanya serta gerakanya tidak seperti kesenian jaranan lainnya. Sedangkan tari jaran dor lebih dipengaruhi pencak silat karena pemainnnya para pendekar silat yang dulunya hanya diperankan oleh kaum pria, tapi sekarang kaum prempuan pun ikut memerankannya. Penari akan memakai kaos belang horizontal berwaran merah hitam atau merah putih, dengan luaran baju hitam lengan panjang, celana pendek berpleret merah serta peanri juga memakai kopyah, sarung dengan ikat pingang. Properti kuda lumping yang digunakan ekornya berbentuk melengkung dan membawa panthek atau sepotonng bambu panjangnya sekitar satu meter. Dahulu tari jaranan dor diiringi dengan alat musik kendang, jidor, dan kimplung serta lantunan lagu Ijo-ijo dan Suwe Ora Jamu. 7. Jaranan Kediri sumber Tari jaranan Kediri menggambarkan pasukan berkuda kerajaan yang membasmi keangkaramurkaan. Penari menggunakan properti kuda kepang replika kuda yang terbuat dari anyaman bambu, topeng caplokan dan kostum celeng babi hutan yang saat pementasan diiringi instrument gamelan. Dan gerak tari dinamis mengikuti irama yang mengiringi tarian seolah penari kuda lumping, penari babi hutan dan penari caplokan terlihat seperti pertarungan diantara mereka. Penari juga didampingi seorang gambuh atau pawing yang bertugas mengobati penari setelah mengalami kesurupan. 8. Jaranan Sentherewe sumber Jaranan Sentherewe melambangkan pasukan berkuda yang sementara berlatih perang untuk menguji ketangkasan, dan diuji kembali untuk berburu binatang liar. Wujud dari beberapa binatang ada di tarian ini seperti babi hutan dan barongan yang menggambarkan ular naga, dengan aroma mistis yang sangat kuat. Dengan awalnya pementasan akan di mantra-mantra, memakai sesaji atau sajen, sampai puncaknya mengalami kerasukan atau ndadi yang kekuatan ghaibnya sotren diperoleh dari makam leluhur danyang. Kekuatan ghaib memasuki properti penari misalnya, jaran kepang, celengan, barongan dan alat musik pengiring yang dinamai kendang, kemudian diyakini untuk kekuatan kesenian serta pelindung. Gerakan tari jaranan ini mempunya gerakan yang dinama dengan perpaduan gerak jaranan pegon, tari remo dan jaranan Jawa. Perkembangan Kesenian Tari Jaranan sumber Selain mengalami penduduk Indonesia sendiri yang mengalami kelamnya penjajahan kesenian jaranan pun mengalaminya. Bahkan tari jaranan sempat dilarang tampil oleh pemerintah orde baru sesuai pemberontakan PKI dikarenakan adanya isu bahwa pelaku seninya terlibat PKI. Padahal saat itu PKI adalah penghianat sekaligus musuh negara. Pelaku seni jaranan banyak yang ditangkap menjadi tahanan politik dan ada yang dibuang ke Pulau Buru. Beruntungnya saat ini kesenian jaranan sudah bisa dipentaskan secara bebas bahkan diberikan apresiasi yang bagus oleh dinas pariwisata. Seiring perkembangan zaman kesenian ini juga mengalam beberapa variasi terutama pada gerakannya. Gerakan yang telah dipakemkan oleh jaranan wijaya putra sebagai perintisnya ada 24 gerakan, tapi ada 14 gerakan yang dipakemkan Joyoboyo dan yang paling sedikit ada 5-6 gerakan yang dipakemkan ronggolawe. Perkembangan selanjutnya masih terus dilestarikan khususnya di daerah Jawa Timur, contohnya di Kabupaten Kediri yang jadi ikon budaya. Kesenian jaranan merupakan suatu bentuk kesenian yang lebih mengutamakan inti keseragaman gerak, serta komposisi pola lantai ditatah untuk mempertahankan nilai estetik dan unsur pakem yang ada. Walaupun terjadi beberapa perubahan atau pergeseran tapi untungnya tidaklah mengurangi unsur tradisi serta nilai-nilai budaya bangsa yang telah ada sejak dahulu. Juga tidak menghilangkan kesadaran akan pakem-pakem yang telah ditentukan. Dengan begitu kesenian Jaranan perlu untuk tetap dilestarikan serta dipertahankan. Walaupun setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing, akan tetapi nilai filosofi yang ditampilakn tetaplah sama.
Nama Fitri. Arti: Kembali suci, tidak memiliki dosa apapun. Orang Terkenal: Fitri Tropica, Aryani Fitriana, Fitriani. Jenis Kelamin: Perempuan. Asal Bahasa: Arab. Beberapa orang tua ada yang ingin memberikan nama untuk buah hatinya sesuai hari besar yang sedang berlangsung saat ia lahir. Salah satu contohnya ketika si kecil dilahirkan
JAKARTA, - "Jaranan" merupakan lagu daerah berbahasa Jawa. Lagu ini berasal dari Jawa Tengah. Jaranan artinya bermain juga Lirik dan Chord Lagu Anak, Wheels on the Bus - Raffi Berikut ini lirik lagu "Jaranan" Jaranan jaranan jarane jaran TejiSing numpak Mas Ngabehi, sing ngiring para abdiJrek jrek nong, jrek jrek gung jrek ejrek turut lurungGedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedherGedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedher Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
NamaIndang (Endang) Jaranan. Dalam kesurupan jaranan (kuda lumping) atau ebeg yang merasuki raga manusia yang menari-nari biasanya disebut dengan Indang (Endang). Ia sendiri bukanlah khodam yang dimana banyak disebut orang banyak, melainkan roh yang berada ditempat-tempat angker. Dalam bahasa grup jaranan (kuda kepang) Indang sendiri memiliki
Mengetahui sejarah dan arti lagu jaranan. Foto PixabayIndonesia memiliki budaya dan kesenian yang tersebar luas di seluruh daerah. Budaya dan kesenian di tiap daerah menjadi ciri khas suatu daerahnya, serta menjadi kebanggaan yang dapat dipamerkan ke seluruh Indonesia, bahkan ke sebagai salah satu jenis budaya menampilkan keragaman seni di masing-masing daerahnya. Tradisi juga dapat dikatakan sebagai sebuah kebiasaan turun temurun, yang masih dilakukan oleh masyarakat dari masa ke satu tradisi kesenian yang ada hingga saat ini adalah jaranan. Kesenian jaranan berasal dari Jawa Tengah dan orang biasa menyebutnya dengan nama lain, yaitu kuda jaranan menampilkan atraksi menarik dari pemainnya. Konon, jaranan erat kaitannya dengan unsur magis, serta sebuah tarian yang membawa penarinya mengalami kesurupan dan melakukan aksi yang dapat disebut dengan tari Kuda Lumping. Foto Kesenian JarananMengutip dalam buku Mandala Berbudaya Astha Jathayu yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Rumah Cinta, kesenian jaranan sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak zaman kerajaan kuno kala, jaranan dijadikan sebuah kesenian dalam upacara sakral, yang berhubungan dengan roh leluhur keraton. Seiring dengan perkembangannya, jaranan tidak hanya digunakan dalam kegiatan upacara sakral, tetapi juga sebagai sarana hiburan atau kuda lumping saat ini menjadi tontonan biasa yang sering disaksikan oleh masyarakat. Bahkan, di beberapa perkampungan, aksi kuda lumping ini masih sering dimainkan untuk menghibur masyarakat umumnya dimainkan oleh penari yang berjumlah empat orang atau lebih, yang membawa peralatan tari berupa kuda dari anyaman bambu. Pakaian yang digunakannya seperti prajurit, dengan membawa pecut dan tari dimainkan oleh pemusik dengan menggunakan alat musik berupa kendang, gamelan, kenong, dan gong yang terbuat dari besi serta terompet. Pola ritme tarian pemain akan mengikuti irama musik yang kesenian jaranan. Foto musik sudah mencapai pada puncaknya, penari akan mulai mengalami kesurupan, hingga dapat melakukan atraksi berbahaya, seperti memakan bunga, memakan pecahan kaca atau beling, bahkan berjalan di hanya ada penari dan pemusik, dalam kesenian jaranan juga akan ada orang yang berperan sebagai gambuh, yaitu pawang dari sang penari. Ia bertugas untuk menemani penari dalam melakukan atrasi dan mengobati jika penari terluka Lagu JarananSebagai sebuah kesenian, jaranan mempunyai elemen penting, yaitu lagu yang mendukung musik dan kesenian jaranan itu berlangsung. Lagu yang biasa dinyanyikan pada kesenian ini adalah lagu atau tembang jawa yang bernuansa dari skripsi milik Pety Novita Ekasari yang berjudul Kesenian Jaranan di Kelurahan Banjaran Kediri, arti lagu jaranan biasanya mengandung nilai-nilai keagamaan, serta makna sebagaimana moral yang telah disampaikan oleh hanya tentang agama, lagu-lagu dalam kesenian jaranan juga memiliki makna yang beragam, sesuai dengan tujuan penciptaannya. Misalnya tentang amanah untuk menghormati dan saling menghargai sesama umat manusia, atau tentang sebuah filosofi meskipun atraksi yang ditampilkan oleh penari terkesan sangat berbahaya, jaranan memiliki lagu-lagu yang mempunyai makna dalam setiap nyanyiannya, sehingga diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan bagi para penikmat keseniannya.
Salahsatu tradisi kesenian yang ada hingga saat ini adalah jaranan. Kesenian jaranan berasal dari Jawa Tengah dan orang biasa menyebutnya dengan nama lain, yaitu kuda lumping. Kesenian jaranan menampilkan atraksi menarik dari pemainnya. Konon, jaranan erat kaitannya dengan unsur magis, serta sebuah tarian yang membawa penarinya mengalami
Dalam kesurupan jaranan kuda lumping atau ebeg yang merasuki raga manusia yang menari-nari biasanya disebut dengan Indang Endang. Ia sendiri bukanlah khodam yang dimana banyak disebut orang banyak, melainkan roh yang berada ditempat-tempat angker. Dalam bahasa grup jaranan kuda kepang Indang sendiri memiliki nama tersendiri, yang biasanya digunakan atau sebut saat akan memintanya merasuki raga. Baik penyebutan dari sang Pawang jaranan atau diminta langsung oleh orang yang akan kesurupan atau Ndadi dalam bahasa grupnya. Indang yang dipangil akan menyimbolkan nama dan kelakuannya saat menari dari itulah bisanya orang akan berkelakuan aneh bila kesurupan jaranan. Ada hal yang harus diketahui tentang hubungan antara Indang jaranan dan raga yang biasanya kesurupan. Keterikatan biasa terjadi karena kecocokan antara Indang dan orangnya, karena itulah sering terlihat ada seseorang yang biasanya kesurupan Ndadi jaranan namun dengan tarian yang sama. Dari sini, bila mengetahui nama-nama Indang tersebut orang akan lebih mudah dalam memilih untuk masuk ke raganya. Tapi tanpa memilih yang merasuki raga orang yang kesurupan dalam jaranan akan sembarangan atau acak saja. Untuk itu tidak ada salahnya Anda mengetahui nama Indang yang biasanya merasuki raga orang yang kesurupan pada jaranan supaya mengetahui karakter dan cirinya. Dengan begitu Anda bisa sedikit berbagi pengalaman kepada teman-teman Anda. Beriku nama-nama Indang yang biasanya di undang saat ada acara jaranan oleh pawang. Dalam bait mantra sang pawang biasanya akan ada sedikit bunyi yang seperti ini Kulo nyuwon kange Danyang Nyai Danyang nama desa sakabehe roh kang suci mret-mret temukul ing mringi, rewang-rewangono aku kange sebut hajat... Dan seterusnya. Diatas bisa di ambil kesimpulan bahwa yang datangpun secara acak pula, roh yang merasa ingin datang dan ikut main meramaikan acara tentu akan datang karena telah disediakannya berbagai macam sajen untuk sesuguhan. Dan pada umumnya, yang sangat sering datang Indang tersebut sebagai berikut yang lengkap dengan ciri tariannya. Indang Cakilan Setidaknya cakil terdapat 2 jenis yaitu Buto Cakil Dan Cakilan Kalau Indangnya Buto Cakil biasanyya akan seram wibawanya dan menari dengan brangasan. Selain itu terkadang juga pakai pecut namun nyabetnya bisa sampai memutuskan cambuk. Berbeda dengan cakilan, biasanya Indang yang masuk akan membuat leluconan bahkan ada juga yang hanya merai dengan gemulainya. Tarian Indang cakilan terlihat sangat indah dan Indanh cakilan memang unik dan mengasikan untuk di lihat namun tidak sembarangan pemain jaranan bisa dirasukan dan gemulai lihai untuk melakukan gerakan yang di aliri atau gerakan dari sebuah energi yang kasat mata perlu diketahui dengan jelas untuk bisa dirasuki dengan Indang ini dan juga cocok dengan petung Kejawen sebelum bisa selaras untuk di kuasainya. Indang Pecut Swarbangkolo Selanjutnya untuk jenis ini biasanya akan terlihat aktif dengan pecutan, sedari awal kesurupan hingga mengeluarkannya menyadarkan juga terkadang mengunakan pecut. Selain itu, Indang Pecut Swarbangkolo tidak menyukai kuda-kudaan saat menari. Ia hanya akan memegang pecut saja hingga sampai ia keluar dari raga yang demikian tetap saja paling bnayak pemain yang cocok dan dengan mudah untuk bisa dikuasai Indang ini, jadi inilah sebabnya kenapa banyak penari Jaranan lebih banyak yang mengunakan Pecut karena memang ada banyak kecocokan untuk bisa digunakan makhlul halus termasuk Indang ini, tapi ada banyak juga yang masih terkunci jalur aksesnya sehingga tidak bisa sama sekali di rasuki. Indang Kemput Bawur Indang inilah yang biasanya sering menari dengan pecut sambil mengunakan kuda-kudaan. Dari sini bisa saja mudah terlihat Indang yang merasuki raga tersebut. Tapi untuk jenis ini biasanya sangat sulit untuk dipastikan karena tidak semua Indang Kemput Bawur menari dengan pecut dan kuda, karena ada banyak Indang lainnya juga seperti itu, bila dilihat pemain Jaranan yang dirasuki Indang ini terkesan seperti orang bercandaan dan sesekali terdapat tawa tapi bukan berarti pemain tersebut Njambu tapi asli juga tidak terlalu sulit untuk mendapatkan Indang ini supaya bisa kesurupan saat menonton acara Jaranan, sekilas tubuh memang tidak ada yang sakit tapi capeknya nanti sangat banget kelelahan. Indang Bagongan Untuk yang jenis ini, biasanya akan jorok cenderung menyerupai babi. Dari sini sangat bisa dilihat untuk jenis Indang yang satu ini. Akan tetapi, untuk jenis yang ini biasanya juga akan terlihat bengis dan kasar. Terkadang jika ia sudah marah akan benar-benar menubruk terkesan demikian, resiko untuk pemain yang cocokan dengan Indang ini sangat bahaya karena bisa saja memakan keladi yang gatal, saat kesurupan tidak ada yang terjadi tapi nanti setelah pulih maka mulut terasa gatal resiko ini sangat sulit untuk dihindari karena walaupun kesadaran penuh di pikiran saat kesurupan tidak akan ada kuasa yang mempu mengendalikan angota tubuh waspada bila kebetulan Indang ini cocok dengan weton yang dimiliki! Indang Barongan Ini juga yang termasuk umum merasuki raga manusia saat acara Jaranan berlangsung. Kebanyakan orang sangat menyukai Indang ini, selain terlihat gagah ia juga sangat disegani diantara kawanan yang sama-sama kesurupan. Indang Barong adalah yang menyerupai Ular Naga ia sesaki terlihat bagaikan ular yang sedang merayap. Sekalipun umum Indang ini termasuk pemilih dan tidak semua orang yang bisa kesurupan dirasuki oleh Indang ini, ia cenderung memilih raga yang cocok dengan fisiknya. Walaupun Indang Barongan mengunakan Caplokan tidak semua yang masuk itu jenis dari Indang ini, karena masih ada yang lainnya hampir serupa dengan jenis yang ini yaitu Singo Barong berikut ulasannya! Indang Singo Barong Jenis ini hampir mirip dengan Barongan, ia cenderung memegang Caplokan namun tidak akan terlihat merayap. Sekaligus yang paling umum merasuki raga orang yang kesurupan. Antara Indang Singo Barong dan Barongan terlihat hampir sama, tingkat merasuknya ke dalam diri manusia cenderung lebih dalam untuk Barongan karena sifatnya akan berusaha merasuki sepuhnya raga yang kesurupan. Berbeda dengan Singo Barong, ia tetaplah biasa kecuali memang ada yang berusaha menganggu acara tersebut. Indang Paling Seram Samber Nyowo Untuk yang jenis ini umum, tapi sering di tolak oleh para pawang untuk mengikuti acara jaranan yang sedang berlangsung. Namun biasanya tetap nekat merasuki. Ciri dari Indang yang satu ini adalah saat di sadarkan sangat sulit, karena tujuannya memang mengambil langsung raga dari yang di rasukinya dan berusaha untuk tetap berada di dalamnya. Hal seperti ini memang sering terjadi pada saat acara jaranan berlangsung, tapi insya allah dengan ilmu sang pawang jaranan bisa menghadapi Indang Samber Nyowo ini walaupun terkadang sulit. Diatas adalah nama-nama Indang yang umumnya sering datang saat acara jaranan berlangsung. Sebenarnya masih banyak nama Indang yang datang secara umum saat di undang tapi dengan banyak kesamaan dari cirinya membuat sulit untuk disebutkan satu persatu nama Indang yang merasuki raga penari Jaranan. Perlu Anda ketahui, bahwa nama Indang diatas bisa merasuki raga secara umumnya orang yang biasanya kesurupan Jaranan dengan cara dibantu oleh yang lebih dulu kerasukan. Ada beberapa pemain jaranan yang memang memiliki Indang tersendiri, biasanya meminta dengan cara dan ritual tertentu seperti puasa dan sejenisnya. Bila Indang yang seperti ini, akan mudah untuk di obati. Selain itu ia juga terkesan menjadi parewangan bagi si pemiliknya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Sampai disini, semogga ulasan kita tentang nama-nama Indang jaranan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
IniPenjelasan Lengkapnya. Tari Indang merupakan salah satu kesenian Indonesia. Tarian yang juga dikenal dengan nama dindin badinding ini lahir dari proses kegiatan belajar agama Islam secara tradisional di surau atau rumah ibadah. Dikutip dari buku 'Menapak Indang sebagai Budaya Surau' oleh Dr Erlinda, tari indang mulanya hanya dibawakan oleh
0% found this document useful 0 votes5K views5 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes5K views5 pagesNama IndangJump to Page You are on page 1of 5 Kded kldkg Mkldkg JdrdkdkHfmc Ndt`wdsdk Ymptmeamr 47, 1?40 _hst`kg Nhemktdr Ldfde nmsurupdk jdrdkdk nuld fuep`kg dtdu mamg ydkg emrdsun` rdgd edkus`dydkg emkdr`-kdr` a`dsdkyd l`smaut lmkgdk kldkg Mkldkg. d smkl`r` aundkfdc nchldeydkg l`edkd adkydn l`smaut hrdkg adkydn, emfd`kndk rhc ydkg amrdld l` adcdsd grup jdrdkdk nuld nmpdkg kldkg smkl`r` eme`f`n` kded tmrsmkl`r`,ydkg a`dsdkyd l`gukdndk dtdu smaut sddt dndk eme`ktdkyd emrdsun` rdgd. Ad`n pmkymautdkldr` sdkg _dwdkg jdrdkdk dtdu l`e`ktd fdkgsukg hfmc hrdkg ydkg dndk nmsurupdk dtdu Kldl`ldfde adcdsd grupkyd. kldkg ydkg l`pdkg`f dndk emky`eahfndk kded ldk nmfdnudkkyd sddtemkdr` ldr` `tufdc a`sdkyd hrdkg dndk amrnmfdnudk dkmc a`fd nmsurupdk jdrdkdk. Kded kldkg Mkldkg JdrdkdkDld cdf ydkg cdrus l`nmtdcu` tmktdkg cuaukgdk dktdrd kldkg jdrdkdk ldk rdgd ydkg a`dsdkyd nmsurupdk. Nmtmr`ndtdk a`dsd tmrjdl` ndrmkd nmihihndk dktdrd kldkg ldk hrdkgkyd,ndrmkd `tufdc smr`kg tmrf`cdt dld smsmhrdkg ydkg a`dsdkyd nmsurupdk Kldl` jdrdkdk kdeuklmkgdk tdr`dk ydkg s`k`, a`fd emkgmtdcu` kded-kded kldkg tmrsmaut hrdkg dndk fma`c euldcldfde eme`f`c uktun edsun nm rdgdkyd. \dp` tdkpd eme`f`c ydkg emrdsun` rdgd hrdkg ydkgnmsurupdk ldfde jdrdkdk dndk smeadrdkgdk dtdu didn sdjd.]ktun `tu t`ldn dld sdfdckyd Dkld emkgmtdcu` kded kldkg ydkg a`dsdkydemrdsun` rdgd hrdkg ydkg nmsurupdk pdld jdrdkdk supdyd emkgmtdcu` ndrdntmr ldk i`r` amg`tu Dkld a`sd sml`n`t amradg` pmkgdfdedk nmpdld tmedk-tmedk kded-kded kldkg ydkg a`dsdkyd l` ukldkg sddt dld didrd jdrdkdk hfmc pdwdkg. Ldfde ad`t edktrd sdkg pdwdkg a`dsdkyd dndk dld sml`n`t auky` ydkg smpmrt` `k` Nufh kyuwhk ndkgm Ldkydkg Kyd` Ldkydkg kded lmsd sdndamcm rhc ndkg sui`ermt-ermt tmeunuf `kg er`kg`, rmwdkg-rmwdkghkh dnu ndkgm smaut cdjdt... Ldk a`sd l` dea`f nms`epufdk adcwd ydkg ldtdkgpuk smidrd didn pufd, rhc ydkgemrdsd `kg`k ldtdkg ldk `nut ed`k emrded`ndk didrd tmktu dndk ldtdkg ndrmkd tmfdcl`sml`dndkkyd amradgd` edide sdjmk uktun pdld ueuekyd, ydkg sdkgdt smr`kg ldtdkg kldkg tmrsmaut smadgd` amr`nut ydkgfmkgndp lmkgdk i`r` tdr`dkkyd. kldkg Idn`fdkIdn`f tmrldpdt 1 jmk`sAuth Idn`fLdk Idn`fdkNdfdu kldkgkyd Auth Idn`f a`dsdkyyd dndk smrde w`adwdkyd ldk emkdr` lmkgdk ardkgdsdk. Ymfd`k `tu tmrndldkg jugd pdnd` pmiut kdeuk kydamtkyd a`sd sdepd` lmkgdk idn`fdk, a`dsdkyd kldkg ydkg edsun dndk emeaudt fmfuihkdk adcndk dld jugd ydkg cdkyd emrd` lmkgdk gmeufd`kyd. \dr`dk kldkg idn`fdk tmrf`cdt sdkgdt`kldc ldk fmktur.kldkg _miut YwdradkgnhfhJmk`s `k` a`dsdkyd dndk tmrf`cdt dnt`b lmkgdk pmiutdk, smldr` dwdf nmsurupdk c`kggdemkgmfudrndkkyd emkydldrndk jugd tmrndldkg emkgukdndk `tu, kldkg _miut Ywdradkgnhfh t`ldn emkyund` nuld-nulddk sddt emkdr`. dcdkyd dndk ememgdkg pmiut sdjd c`kggd sdepd` `d nmfudr ldr` rdgd ydkg l`rdsun`kyd.kldkg Nmeput Adwur kldkg `k`fdc ydkg a`dsdkyd smr`kg emkdr` lmkgdk pmiut sdea`f emkgukdndk nuld-nulddk. Ldr` s`k` a`sd sdjd euldc tmrf`cdt kldkg ydkg emrdsun` rdgd tmrsmaut.\dp` uktun jmk`s `k` a`dsdkyd sdkgdt suf`t uktun l`pdst`ndk ndrmkd t`ldn smeudkldkg Nmeput Adwur emkdr` lmkgdk pmiut ldk nuld, ndrmkd dld adkydn kldkg fd`kkyd jugd smpmrt` `k`.ADID J]GD Kldl` Jdrdkdk Lmkgdk Idrd nut Emkdr`Idrd Kldl` Adrhkgdk Pdkg Cdrus Dkld Nmtdcu`Idrd Emeaudt Hrdkg Fd`k Kldl` Nmsurupdk Jdrdkdkkldkg Adghkgdk]ktun ydkg jmk`s `k`, a`dsdkyd dndk jhrhn imklmrukg emkymrupd` ada`. Ldr` s`k`sdkgdt a`sd l`f`cdt uktun jmk`s kldkg ydkg sdtu `k`.Dndk tmtdp`, uktun jmk`s ydkg `k` a`dsdkyd jugd dndk tmrf`cdt amkg`s ldk ndsdr.\mrndldkg j`nd `d suldc edrdc dndk amkdr-amkdr emkuarun pmkhkthk.kldkg Adrhkgdk k` jugd ydkg tmredsun ueue emrdsun` rdgd edkus`d sddt didrd Jdrdkdk amrfdkgsukg. Nmadkydndk hrdkg sdkgdt emkyund` kldkg `k`, smfd`k tmrf`cdt gdgdc `d jugdsdkgdt l`smgdk` l`dktdrd ndwdkdk ydkg sded-sded nmsurupdk.kldkg Adrhkg dldfdc ydkg emkymrupd` ]fdr Kdgd `d smsdn` tmrf`cdt adgd`ndk ufdr ydkg smldkg emrdydp. Ymndf`puk ueue kldkg `k` tmredsun pme`f`c ldk t`ldn smeud hrdkgydkg a`sd nmsurupdk l`rdsun` hfmc kldkg `k`, `d imklmrukg eme`f`c rdgd ydkg ihihn lmkgdkb`s` kldkg Adrhkgdk emkgukdndk Idpfhndk t`ldn smeud ydkg edsun `tu jmk`s ldr` kldkg `k`, ndrmkd eds`c dld ydkg fd`kkyd cdep`r smrupd lmkgdk jmk`s ydkg `k`yd`tu Y`kgh Adrhkg amr`nut ufdsdkkyd!kldkg Y`kgh AdrhkgJmk`s `k` cdep`r e`r`p lmkgdk Adrhkgdk, `d imklmrukg ememgdkg Idpfhndk kdeukt`ldn dndk tmrf`cdt emrdydp. Ymndf`gus ydkg pdf`kg ueue emrdsun` rdgd hrdkg kldkg Y`kgh Adrhkg ldk Adrhkgdk tmrf`cdt cdep`r sded, t`kgndtemrdsunkyd nm ldfde l`r` edkus`d imklmrukg fma`c ldfde uktun Adrhkgdk ndrmkd s`bdtkyddndk amrusdcd emrdsun` smpuckyd rdgd ydkg nmsurupdk. Amramld lmkgdk Y`kgh Adrhkg, `dtmtdpfdc a`dsd nmiudf` emedkg dld ydkg amrusdcd emkgdkggu didrd tmrsmaut.kldkg Ydeamr Kyhwh]ktun ydkg jmk`s `k` ueue, tdp` smr`kg l` thfdn hfmc pdrd pdwdkg uktun emkg`nut`didrd jdrdkdk ydkg smldkg amrfdkgsukg. Kdeuk a`dsdkyd tmtdp kmndt emrdsun`.I`r` ldr` kldkg ydkg sdtu `k` dldfdc sddt l` sdldrndk sdkgdt suf`t, ndrmkd tujudkkydemedkg emkgdea`f fdkgsukg rdgd ldr` ydkg l` rdsun`kyd ldk amrusdcd uktun tmtdp amrdld l` smpmrt` `k` emedkg smr`kg tmrjdl` pdld sddt didrd jdrdkdk amrfdkgsukg, tdp` `ksyddffdc lmkgdk `feu sdkg pdwdkg jdrdkdk a`sd emkgcdldp` kldkg Ydeamr Kyhwh `k`wdfdupuk tmrndldkg suf` dldfdc kded-kded kldkg ydkg ueuekyd smr`kg ldtdkg sddt didrd jdrdkdk amrfdkgsukg. Ymamkdrkyd eds`c adkydn kded kldkg ydkg ldtdkg smidrd ueue sddt l`ukldkg tdp` lmkgdk adkydn nmsdeddk ldr` i`r`kyd emeaudt suf`t uktun l`smautndk sdtu pmrsdtu kded kldkg ydkg emrdsun` rdgd pmkdr` Dkld nmtdcu`, adcwd kded kldkg l`dtds a`sd emrdsun` rdgd smidrd ueuekydhrdkg ydkg a`dsdkyd nmsurupdk Jdrdkdk lmkgdk idrd l`adktu hfmc ydkg fma`c lufu nmrdsundk. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
. dnmv396eva.pages.dev/174dnmv396eva.pages.dev/342dnmv396eva.pages.dev/65dnmv396eva.pages.dev/316dnmv396eva.pages.dev/118dnmv396eva.pages.dev/29dnmv396eva.pages.dev/86dnmv396eva.pages.dev/385dnmv396eva.pages.dev/348
nama nama endang jaranan